Pemahaman-pemahaman bangsa mesir kuno mengenai bentuk-bnetuk dan sudut-sudut didasarkan pada pemikiran-pemikiran yang mereka temukan melalui eksperimen-eksperimen yang mereka lakukan. Lain halnya dengan bangsa Yunani, mereka mengembangkan pemikiran-pemikiran mengenai bnetuk-bentuk dan sudut-sudut dengan cara menggunakna teori-teori keahlian (ilmiah) secra hati-hati dan mellaui pembuktian-pembuktian matematis. Seorang filsuf bangsa Yunani, Pythagoras mengtahui berbagai sifat yang penting dari segitiga. Salah satunya yaitu bahwa jumlah ketiga sudut dalam segitiga adalah 1800 (setengah dari besar sudut satu lingkaran penuh). Sebagai tambahan untuk mempelajari sifat-sifat dari bentuk-bentuk tertentu, Pythagoras juga tertarik dalam hal penggabungan bentuk-bentuk secara bersama. Ia menemukan bahwa ia bisa menyatukan segitiga sama sisi, persegi-persegi, ataupun heksagon (bidang dengan enam sisi) seperti ubin dilantai, tanpa adanya perpotongan (saling tindih) dari bidang-bidang tertentu. Sekarang kita menyebut bentuk-bentuk ini dengan sifat ”tesselate”, dari bahasa latin tessena, yang berarti ubin kecil atau kepingan mosaik. ”Tesselation” adalah sebuah bentuk dari suatu sifat yang disebut simetri.
Adi Negara
Think Black, Thinking Out Of The Box ...
Teori-Teori Matematika Bangsa Yunani
Label:
Matematika
Posting Komentar