Harmoni Menyentuh

Label:
(catatan: foto dan tulisan terlahir di kledung pass jam 11.00 pm)

Bacalah air, karena dia lebih paham kapan menjadi embun yang menyejukkan pagi, kapan menjadi uap yang membelai dengan kelembutannya, kapan menjadi air yang mengalir basahi bumi, dan kapan juga dia menjadi bongkahan es yang mampu menenggelamkan kesombongan titanic…..!!!

Senyum hadir saat-saat bintang dan bulan bermain bersama dalam kegelapan malam, terima kasih untuk air tlah basahi bumi, maafkan kala sinar mentari tertutup mendung…. Harmoni salalu hadir dalam indahnya alam semesta….

Kenapa ada senja? Kalau malam begitu damai…

Kenapa alam tersenyum saat keindahan senja hadir? sementara saat itu bulan harus berpisah dengan malam…

Kenapa burung bernyanyi? Sementara embun terusir panasnya mentari….

Kenapa harus Tanya kenapa? Sedangkan Sang Pencipta telah mengatur harmoni alam ini….pastikan bumi berjalan pada orbitnya…..

Keindahan adalah apa yang menarik jiwamu, kepadanya cinta diberikan dan bukan diminta. Dia benda yang kau rasakan ketika tangan terulur keluar dari kedalaman dirimu, dia rantai yang mempertalikan kebahagiaan dan kesedihan. Ia adalah kegaiban yang dapat kau lihat, kekaburan yang dapat kau mengerti, dan ketidak jelasan yang dapat kau dengarkan. Ia yang suci diantara hal-hal yang suci yang bermula di dalam dirimu dan berakhir di luar ujung terjauh khayalan duniawimu.


Diantara aku dan 1000 orang di sekelilingku, hanya ada 1 orang yang selalu yang aku percaya, yaitu AKU.

Perubahan adalah soal waktu, perbedaan adalah suatu kewajaran, kebenaran adalah suatu keharusan, ketika ada penghalang, hanya ada satu kata, Lawan!

Bacalah air, karena dia lebih tahu, kapan menjadi uap yang belaiannya dapat dirasakan, kapan alirannya menghadirkan senyuman dan kapan menjadi bongkahan es yang kerasnya sanggup menaklukan keangkuhan titanic.

Peduli apa dengan semua itu, logika dan perasaanku sendirilah yang akan mengatur bagaimana tata cara itu bisa aku jalankan.

Mengalirlah seperti air, bersinarlah seperti bintang, dan tersenyumlah sebagaimana alam telah hadirkan kedamaian.


0 komentar: