(Sebuah tulisan persembahan untuk murid-muridku yang pernah dianggap gila,seharusnya piagam ini buat kalian, I Miss U all….. teruslah untuk thinking out of the box - think opposite - differentiate – innovate)
Antara kreatif dan gila terkadang sulit untuk dipisahkan. Seorang yang kreatif tak jarang dianggap gila oleh orang-orang disekitarnya, tetapi (mudah-mudahan) tidak sebaliknya, kita menganggap orang gila yang berkeliaran di jalanan dengan tanpa baju, itu kita anggap kreatif. Beberapa tokoh kreatif, pada awal karirnya dianggap kurang waras, bahkan dianggap idiot pada awalnya, namun pada akhirnya kita mengakui dan kagum terhadap manusia semacam ini, kita tak bisa membendung ekspresi gelengan kepala yang menunjukkan setumpuk rasa tidak percaya dan tidak mengerti. Apa yang membuat kita
sulit sekali untuk memahami mereka?
Memang untuk mencoba berkreatifitas, butuh perjuangan dan keberanian untuk menunjukkan ide kita, tak jarang cacian, ejekan, bahkan menjadi bahan ketawaan bagi orang-orang disekitar kita. Bahkan cap “orang tak waras”
sering tertampar dimuka kita. Seorang guru matematika di suatu sekolah swasta mencoba berekspresi dan memunculkan gagasan untuk meningkatkan kualitas di suatu sekolahan tempat dia berkarya, dimana sebagian besar siswanya tertarik di bidang entertainment dan bercita-cita ingin menjadi artis (bukan tekhnokrat), dan mereka punya potensi untuk itu. Munculah gagasan pembelajaran matematika berbasis entertainment. tiap hari disibukkan dengan setumpuk jadwal shooting dan pembuatan script (layaknya produser dan artisnya) di studio dan lokasi-lokasi wisata, sebut saja pantai marina, gedung lawang sewu, Menara 99 meternya Masjid Agung Jawa Tengah, Kawasan Simpang Lima, bahkan studio music dan rekaman pun terjamah oleh crew studio 2104.
Ketika orang bertanya, “apa yang sedang kamu lakukan bersama siswamu?”, ketika mendengar jawaban guru yang singkat (karena harus member pengarahan cameramen) “belajar matematika”, dalam hitungan detik terlontar tawa komentar, “dasar guru gila, dimana-mana ya belajar di sekolahan!”. Tapi pada akhirnya tawa dan cacian mereka terbungkam oleh selembar piagam penghargaan dari CITISUCCESSFUND & Yayasan Hope Indonesia yang menyebutkan bahwa guru tersebut adalah guru dengan ide kreatif.
Menurut Mihaly Csikszentmihalyi, seorang pakar kreativitas yang telah 30 tahun meneliti kehidupan orang-orang kreatif, kesalahpahaman dalam menghadapi mereka sering timbul karena pada dasarnya individu yang kreatif memang memiliki kepribadian yang lebih kompleks dibanding orang lain. Jika kepribadian manusia biasa pada umumnya memiliki kecenderungan ke arah tertentu, maka kepribadian orang kreatif terdiri dari sifat-sifat berlawanan yang terus-menerus ‘bertarung’, tapi di sisi lain juga hidup berdampingan dalam satu tubuh. Apa saja sifat-sifat kontradiktif mereka?
1. Orang-orang kreatif memiliki tingkat energi yang tinggi, tapi mereka juga membutuhkan waktu lama untuk beristirahat. Mereka tahan berkonsentrasi dalam waktu yang lama tanpa merasa jenuh, lapar, atau gatal-gatal karena belum mandi. Tapi begitu sudah selesai, mereka juga bisa menghabiskan waktu berhari-hari untuk mengisi ulang tenaga mereka; Di mata orang luar, mereka jadi terlihat seperti orang termalas di dunia.
2. Orang-orang kreatif pada umumnya juga cerdas, tapi di sisi lain mereka tidak segan-segan untuk berpikir ala orang goblok dalam memandang persoalan.
3. Orang-orang kreatif adalah orang yang playful, tapi mereka juga penuh disiplin dan ketekunan. Tidak seperti dewasa lainnya yang melihat dunia dengan kacamata super-serius, orang-orang kreatif memandang bidang peminatan mereka seperti taman ria. Mereka melakukan pekerjaannya dengan begitu antusias sehingga terkesan seperti sedang bermain-main, padahal sebenarnya mereka juga bekerja keras mewujudkan ‘mainannya’.
4. Pikiran orang-orang kreatif selalu penuh imajinasi dan fantasi, tapi mereka juga tak lupa untuk tetap kembali ke realitas. Mereka mampu menelurkan ide-ide gila yang belum pernah tercetus oleh 6 milyar manusia lain, tapi yang membuat mereka bukan sekedar pemimpi di siang bolong adalah usaha mereka untuk menjembatani dunia khayalan mereka dengan kenyataan sehingga orang lain bisa ikut mengerti dan menikmatinya.
5. Orang-orang kreatif cenderung bersifat introvert dan ekstrovert. Pada kebanyakan orang lain, biasanya ada satu sifat yang cenderung lebih mendominasi perilakunya sehari-hari, tapi kedua sifat itu tampaknya muncul dalam porsi yang setara pada orang-orang kreatif. Mereka sangat menikmati baik pergaulan dengan orang lain (terutama dengan orang-orang kreatif lain yang sehobi) maupun kesendirian total ketika mengerjakan sesuatu.
6. Orang-orang kreatif biasanya rendah hati, namun juga bangga akan pencapaiannya. Mereka sadar bahwa ide-ide mereka tidak muncul begitu saja, melainkan hasil olahan inspirasi dan pengetahuan yang diperoleh dari lingkungan dan tokoh-tokoh kreatif yang menjadi panutan mereka. Mereka juga terfokus pada rencana masa depan atau pekerjaan saat ini sehingga prestasi di masa lalu tidak sebegitu berartinya bagi mereka.
7. Orang-orang kreatif adalah androgini; Mereka mendobrak batas-batas yang kaku dari stereotipe gender mereka. Laki-laki yang kreatif biasanya lebih sensitif dan kurang agresif dibanding laki-laki lain yang tidak begitu kreatif, sementara perempuan yang kreatif juga lebih dominan dan ‘keras’ dibanding perempuan pada umumnya.
8. Orang-orang kreatif adalah pemberontak, tapi pada saat yang sama mereka tetap menghargai tradisi lama. Tentu sulit menyematkan nilai kreativitas pada sebuah teori atau karya yang tidak mengandung sesuatu yang baru, tapi orang-orang kreatif tidak ingin membuat sesuatu yang sekedar berbeda dari yang sudah ada; Ada unsur ‘perbaikan’ atau ‘peningkatan’ yang harus dipenuhi, dan itu hanya bisa dilakukan setelah orang-orang kreatif cukup memahami aturan-aturan dasarnya untuk bisa menerabasnya.
9. Orang-orang kreatif sangat bersemangat mendalami pekerjaannya, tapi mereka juga bisa sangat obyektif menilai hasilnya. Tanpa hasrat yang menggebu-gebu, mereka mungkin sudah menyerah sebelum sempat mewujudkan ide kreatif mereka yang sulit dinyatakan, tapi mereka juga tidak dapat menghasilkan sesuatu yang benar-benar hebat tanpa kemampuan untuk mengkritik diri dan karya sendiri habis-habisan.
10. Orang-orang kreatif pada umumnya lebih terbuka terhadap hal-hal baru dan sensitif pada lingkungan. Sifat ini menyenangkan mereka (karena mendukung proses kreatif), tapi juga membuat mereka sering gelisah -bahkan menderita. Sesuatu yang tidak beres di sekitar mereka, kritik dan cemooh terhadap hasil karya, atau pencapaian yang tidak dihargai sebagaimana mestinya, hal-hal ini mengganggu orang kreatif lebih dari orang biasa. Ketimbang terpaku sejak awal pada satu macam penyelesaian (‘cara yang benar’), mereka memulai pemecahan masalah dengan berpikir divergen: Mengeluarkan sebanyak mungkin dan seberagam mungkin ide yang terpikir, tak peduli betapa bodoh kedengarannya.
Thinking out of the box - think opposite - differentiate - innovate
31 Mei 2009 pukul 21.04
Wah itu dia.. susahnya, kebanyakan orang masih terperangkap dalam "kotak pikiran" yang membuat tidak kreatif...
Trus piye pak?
1 Juni 2009 pukul 15.51
Selamat atas penghargaan yang telah diterimanya. sebelumnya add saya jadi muridnya dulu yah pak! hehehe
1 Juni 2009 pukul 16.43
@budi: yah...begitulah..., posisi yang sulit...ketika ingin cari aman ya tetap dalam lingkaran, tapi kalau ingin berkembang dan mecoba keluar lingkaran, harus berhadapan dengan orang pada umumnya dan sedikit yang menghargai dan mengerti...memang bijak jika kita mendengarkan dan mengikuti apa yang dikatakan dan diharapkan orang lain, tetapi ketika kita punya gagasan dan keyakinan bahwa yang kita kerjakan adalah benar dan lebih bermanfaat, mungkin lebih bijak kalau kita ikuti kata hati dan jalankan pikiran...hehehe....
@agus: ucapan selamat nanti saya sampaikan ke murid2ku...hehe...konfirmasi add jadi murid ditolak...hhaha....tapi diterima jadi teman diskusi....hehehe....
Posting Komentar